"Lilith, aku tak menyangka kau adalah gadis jalang yang sangat menyukai bapak-bapak!" Ucap Lilia sambil menembakkan paku ke arah Lilith dengan menggunakan jurus Telekinesisnya.
"Cih memangnya kenapa?" ucap Lilith sambil menghindari paku-paku yang dilayangkan kearahnya. "Toh saat ini umurku sudah tiga ratus tahun lebih," ucap Lilith dalam hati.
"Dasar Gadis Jalang!"
"Kau, kubungkam mulut busukmu itu!" Ucap Lilith jengkel, lalu ia melompat mendekati Lilia.
Hanya dengan sekali lompatan Lilith sudah berada di hadapan Lilia lalu dengan sekuat tenaga Lilith menghantamkan tinjunya ke pipi Lilia hingga membuatnya terhempas jauh dan membentur pagar sekolah.
"Ohok!" Lilia memuntahkan banyak darah dari mulutnya. "Ke, kesadaranku..." Pikir Lilia pandangannya mengabur.
***
Sementara itu, di suatu tempat di Area Perkebunan tebu.
Di sebuah saung kecil yang berada di tengah perkebunan tebu, terlihat seorang pria berambut 'perak' yang sedang menikmati pemandangan perkebunan yang sudah jarang ia lihat saat hidup di kota.
"Sudah lama aku tidak melihat pemandangan seperti ini," pikir Kagami merasakan semilir angin menyentuh pipinya. "Indahnya... Sigh Saking indahnya aku jadi lupa dengan tujuan awalku datang kesini."
Lalu karena lelah duduk kagami mulai merebahkan dirinya di saung itu.
"Yah, sayangnya dunia ini nantinya akan hancur oleh ulah manusia," pikir Kagami sambil memerhatikan awan yang berjalan pelan dilangit dan awan-awan itu mengingatkannya kepada asap pabrik yang telah mencemari udara.
"Kagami!" Sapa Profesor Akhmad mengagetkan Kagami.
"Profesor..." ucap Kagami bergegas bangun.
"Kagami, bagaimana dengan penyelidikanmu, apa ada perkembangan?" Ucap Akhmad duduk di samping Kagami.
"Sayang sekali aku belum mendapat titik terang tentang pelakunya, tapi sepertinya pembunuh itu memotong leher korbannya dengan senjata yang diasah hingga sangat tajam, bila tidak ia tidak akan bisa memotong leher korbannya serapih itu."
"Hmm... Apa dia menggunakan pisau bedah, tapi pisau bedah tidak mungkin bisa memotong tulang yang sangat keras," ucap Akhmad.
Suasana menjadi hening untuk beberapa menit, lalu Kagami mulai membuka percakapan.
"Kelihatannya kau banyak pikiran, apa ada sesuatu yang mengganggumu?" tanya Kagami.
"Yah~ tadi pagi aku nyaris saja dibunuh oleh salah satu muridku," ucap Akhmad. "Bila bukan karena sarung tangan anti debris ini aku pasti sudah mati."
"Hmm... Kau nyaris dibunuh oleh muridmu?"
"Ya, dan anehnya murid itu memiliki kekuatan aneh seperti dirimu."
"Sepertiku?" pikir Kagami.
Saat sedang berpikir tiba-tiba Kagami merasakan hawa kehadiran seseorang yang mengawasinya dari balik pohon, Kagami pun beranjak dari duduknya dan mendekati pohon besar yang tidak jauh dari gubuk.
"Kagami?"
"Tetaplah disitu, aku merasakan aura jahat dari balik pohon itu," ucap Kagami. "Hey keluarlah, aku tahu kau bersembunyi di balik pohon itu!"
"Fufufu... Ketahuan ya?" Ucap gadis berambut pink menunjukkan dirinya kepada Akhmad dan Kagami.
"Seragam itu, bukankah itu seragam sekolah SMP Orochi?" Pikir Akhmad setelah melihat gadis itu yang mengenakan seragam pelaut berwarna hitam.
"Tekanan ini, gadis ini bukan manusia!" Pikir Kagami, aura kegelapan mulai merembes keluar dari tubuh Kagami.
"Fufufu energi kegelapan yang sangat menakjubkan, tapi itu tidak sebanding dengan cintaku kepada guru baruku."
"Siapa kau?" Tanya Kagami menggeram.
"Fufufu kau bergetar ketakutan, kasihan."
"Kau!" Kagami yang dikendalikan oleh kegelapan diseluruh tubuhnya terpancing ejekan Lilith dengan mudahnya, lalu dengan dipenuhi amarah Kagami melesat dan melayangkan tinjunya ke wajah Lilith, namun tiba-tiba saja Lilith menghilang dari pandangan Kagami dan lolos dari serangan mematikan.
"Menghilang?" Pikir Kagami lalu ia menoleh kebelakang dan melihat Lilith yang sedang melayang dan mendekatkan bibirnya ke kuping Akhmad.
"Malam ini aku akan menyerangmu." bisik Lilith lalu menghilang.
"Menyerangku?" Pikir Akhmad bingung. "Jangan-jangan!" Pipi Akhmad tiba-tiba memerah.
Seluruh Kabut Kegelapan di tubuh Kagami mulai menghilang sedikit demi sedikit, Lalu Kagami berjalan pelan mendekati Akhmad.
"Apa yang barusan gadis itu bisikan padamu?" Tanya Kagami.
"Bu, bukan sesuatu yang penting." Ucap Akhmad pipinya memerah.
"Kau sebaiknya berhati-hati pada gadis itu, gadis itu bukan dari golongan Manusia, aku bisa merasakannya karena aku juga bukan manusia."
"Jangan khawatir, apa kau lupa kalau aku adalah orang jenius yang ditakuti seluruh dunia."
"Terserah katamu Profesor, bila terjadi apa-apa aku tidak mau tau.." ucap Kagami membelakangi Akhmad. "Kita sudahi hari ini, aku ingin melanjutkan penyelidikanku.." ucap Kagami berjalan menjauhi Akhmad.
"Jaga dirimu, aku mempercayakan Pembunuh berantai itu padamu."
"See ya!" ucap Kagami lalu menghilang diiringi dengan asap hitam.
"Dasar makhluk kegelapan brengsek." Pikir Akhmad sambil berjalan menuju rumah. "Makhluk kegelapan seperti dia akan menjadi aset berharga untuk penelitianku, tapi untuk saat ini aku harus memanfaatkan dia baik-baik."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar