Selasa, 06 Agustus 2019
Darkness Entity Chapter 3 - Penghianat
*Krik.. Krik.. Krik..* Suara serangga malam menghiasi kesunyian malam.
Di pinggir sungai terlihat sebuah Vila yang cukup besar, dan Vila itu dijaga oleh dua robot dari Thunder Corporation.
Di dalam Vila besar itu, Profesor Akhmad terlihat mondar-mandir di dalam kamarnya dan sesekali dengan gelisah ia melihat jam tangan hitam yang ia kenakan di pergelangan tangan kirinya.
"Lamanya~" Pikir Akhmad gelisah, lalu ia berjalan mendekati meja belajarnya lalu ia menarik laci meja belajarnya dan mengambil sebuah kotak kondom. "Gadis itu, apa dia benar-benar akan datang untuk menyerangku? Fuh kapan lagi aku dapat mencabuli gadis smp secantik dia."
"Hari ini kau terlihat gelisah Profesor!" ucap Miku tersenyum.
"Whoa!" Profesor Akhmad terkejut dengan Gadis Hologram yang tiba-tiba muncul di hadapannya.
"Huh bikin kaget saja, kukira hantu." Ucap Profesor Akhmad menghela nafas lega. "Jangan tiba-tiba muncul dihadapanku, Miku!"
"Profesor, kenapa belum tidur?" Ucap Miku tersenyum lembut.
"Senyum itu.." Pikir Profesor Akhmad pipinya memerah. "Tidak salah aku menanamkannya program 'remeh' itu, dan senyum itu telah menghilangkan sedikit rasa kesepianku."
"Hmm... Profesor, Kondom itu mau kau apakan?" Tanya Miku melirik kotak kondom di tangan kanan Profesor Akhmad.
"Fuh.. Untuk seorang kecerdasan buatan kau kepo sekali ya Miku."
"Bukankah kau sendiri yang telah memprogramku seperti itu, Profesor?"
"Yah, aku tak menyangka kau akan berkembang sejauh ini, padahal aku memprogrammu secara asal-asalan."
"Prof!!" ucap Miku tiba-tiba memasang wajah serius.
"Ada apa?"
"Ada makhluk tak dikenal yang baru saja menyusup masuk, Prof."
"Eh?"
"Profesor, aku akan mengaktifkan sistem pertahanan dan memusnahkan penyusup itu."
"Tunggu dulu, apa kau bisa menampilkan layar proyeksi dan menampilkan wajah penyusup itu padaku?"
"Sudah terlambat Profesor, setelah meletakkan sebuah kepala seorang gadis di sofa, penyusup itu langsung pergi dengan jurus teleportasinya."
"Kepala seorang gadis katamu?!"
"Ya, potongan kepala gadis dengan rambut pink."
"Apa?!" ucap Akhmad wajahnya memucat lalu ia berlari keluar kamarnya dan menuruni anak tangga. "Jangan-jangan itu kepala gadis yang kutemui tadi sore."
Sesampainya di ruang tamu betapa terkejutnya Profesor Akhmad setelah melihat kepala Lilith yang tergeletak di sofa dengan lidah menjulur dan dipenuhi darah.
"Astaga..." Ucap Akhmad tak percaya.
*Zap!*
Tiba-tiba Miku muncul di samping Akhmad.
"Profesor apa kau kenal dia?"
"Miku..."
"Hmm?"
"Bawa kepala gadis ini ke Lab." Ucap Profesor Akhmad lalu ia berjalan menghampiri pintu depan dengan terburu-buru.
"Profesor mau kemana?"
"Aku hanya ingin mencari udara segar dan berburu penyihir!" Ucap Akhmad bergegas keluar sambil membanting pintu.
"Profesor..." Ucap Miku.
***
*Tap...! Tap...! Tap...!*
Di sebuah jalan yang gelap terlihat Profesor Akhmad dan Robot Penjaganya yang sedang berjalan di daerah yang dipenuhi pepohonan besar.
"Profesor! Profesor!" Panggil Miku melalui jam tangan canggih Profesor Akhmad.
"Ada apa Miku?"
"Aku tak bisa membawa kepala gadis ini ke Lab-mu, apa kau lupa kalau aku hanya kecerdasan buatan dengan tampilan Hologram?"
"Oh sial aku lupa!" Ucap Akhmad segera berbalik arah.
"Profesor!"
"Ya, ada apa Miku!"
"Ke-kepala gadis itu tiba-tiba menghilang Profesor."
"Eh?" Profesor Akhmad terkejut dan menghentikan langkahnya.
"Profesor!" Panggil Robot Penjaga mengalihkan perhatian Akhmad.
"Apa Lagi?" Ucap Akhmad menoleh kebelakang dengan wajah kesal.
"Bersembunyilah dibelakangku, sistem keamananku mendeteksi sesuatu yang tidak dikenal yang semakin mendekat."
"Sesuatu yang tidak dikenal, apa itu hantu?" Pikir Akhmad bergegas bersembunyi di belakang Robot Penjaganya. "Edward, apa maksudmu dengan sesuatu yang tak dikenal?"
"Entahlah, aku mendeteksi energi kehidupan yang samar."
*Bwush!*
Tiba-tiba Profesor Akhmad merasakan hawa dingin di belakangnya lalu dari balik kegelapan hutan ada seseorang yang tiba-tiba muncul dan melayangkan tinjunya ke Profesor Akhmad.
Beruntung Edward, Robot Pelindung milik Profesor Akhmad dapat menangkis pukulan orang itu.
"Kagami!"
"Yo kita bertemu lagi Profesor Akhmad."
"Kagami, kenapa kau menghianatiku!"
"Kau tidak berhak berkata seperti itu Profesor, bukankah dulu juga kau pernah menghianati temanmu?"
"Kagami jangan mengingatkanku dengan kejadian itu," ucap Profesor Akhmad kesal. "Dan Kagami, apa maksudmu membunuh gadis itu?"
"Bukan apa-apa, aku hanya ingin mengakhiri dunia yang telah diambang kehancuran ini, dan kupikir aku akan memulainya dari dirimu dan Thunder Corporation."
"Edward, bunuh dia!"
"Roger!" Ucap Edward lalu membidikkan senjata pemusnah berbentuk meriam ke arah Kagami.
"Fuh.." Kagami menghela nafas lalu menghilang di tengah kegelapan.
"Musuh menghilang dari radar, mulai mengaktifkan sensor panas," ucap Edward matanya memancarkan cahaya merah.
"Fuh, sudah terlambat," ucap Kagami yang tiba-tiba berada di belakang Edward, lalu Kagami meletakkan telapak tangannya yang dipenuhi energi kegelapan tepat ke punggung Edward.
"Selamat tinggal Edward, kita sudah sering bersama tapi takdir berkata lain."
*JDAAARR!*
Kagami meledakkan Edward dengan gelombang kejut energi kegelapan yang terkumpul di telapak tangannya.
"Sekarang, bersiaplah menemui ajalmu Profesor!"
"Cih.." Profesor Akhmad melangkah mundur namun baru mundur beberapa langkah ia langsung dihentikan oleh pohon besar dibelakangnya.
Lalu saat tangan Kagami hampir menyentuh dada Profesor Akhmad, tiba-tiba saja gadis berambut pink muncul dan menahan tangan Kagami yang nyaris menyentuh ulu hati Profesor Akhmad.
"Jangan sentuh calon suamiku dengan tangan kotormu!" Ucap Lilith menatap Kagami dengan tajam.
"Padahal waktu itu tubuhmu telah hancur lebur, jadi kau tipe imortal ya," Ucap Kagami sambil berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman tangan Lilith yang sangat kuat.
"Kau masih hidup?" Tanya Profesor Akhmad yang terlihat terkejut.
"Ya aku masih hidup sayang, perkenalkan namaku Lilith, setelah aku membunuh orang ini ayo kita bersenang-senang di kamarmu," ucap Lilith sambil meraba kemaluan Akhmad yang tersembunyi di balik celana Jeans-nya.
To be Continued...
[Baca Chapter Selanjutnya]
[Baca Chapter Lainnya]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar